ada tahun 1903 di Kampoeng Tambak Gringsing, Surabaya, Ki Ageng Soerodwirjo
meletakkan dasar bagi gaya Pencak Silat Setia Hati. Sebelum disebut
Setia Hati, latihan Fisik/Gerakan Pencak Silat Setia Hati disebut "Djojo
Gendilo Tjipto Muljo" dan untuk ajaran kerokhanian dan spiritual Setia
Hati disebut "Sedulur Tunggal Ketjer" disingkat STK.[4]
Pada tahun 1917 Ki Ageng Soerodwirjo pindah ke Madiun dan membangun dan
mendirikan Persaudaraan "perguruan" Silat bernama Persaudaraan Setia
Hati di desa Winongo Madiun.
Pada saat itu Persaudaraan Setia Hati bukanlah/belum menjadi
organisasi, Setia Hati adalah persaudaraan (kadang) saja di antara
siswa, karena pada saat itu organisasi Pencak Silat tidak diizinkan oleh
kolonialisme Belanda. "Setia Hati" berarti Setia pada Hati (diri)
sendiri". Soerodiwirjo lahir keluarga bangsawan di daerah Gresik (versi lain di Madiun) Jawa Timur,
Indonesia, pada kuartal terakhir abad ke-19. Dia dijuluki sebagai
"Ngabei" sebuah gelar bangsawan eksklusif yang diberikan oleh Sultan dan
hanya untuk mereka yang telah membuktikan dirinya layak secara rohani.
Dia tinggal dan bekerja di berbagai lokasi di pulau Jawa dan Sumatera
dan belajar gaya Pencak Silat dari berbagai aliran. Di Sumatera juga
belajar kerokhanian (kebatinan) pada seorang guru spiritual. Kombinasi
ajaran spiritual (kebatinan) dan gaya pencak silat yang terbaik dari
berbagai aliran ini yang menjadi dasar untuk silat Setia Hati. Ki Ageng
Hadji Soerodiwirjo meninggal pada 10 November 1944 di Madiun.
Pada tahun 1922, Ki Hadjar Hardjo Oetomo (pahlawan
perintis kemerdekaan 1883-1952), salah satu kadang Setia Hati, meminta
izin kepada Ki Ageng Soerodiwirjo untuk mendirikan latihan Setia Hati
bagi generasi muda dan diizinkan oleh Ki Ageng Soerodiwirjo, tetapi
harus dalam nama yang berbeda. Maka Ki Hardjo Oetomo mendirikan Setia
Hati "Pemuda Sport Club"(SH PSC) yang kemudian menjadi Persaudaraan
Setia Hati "Pemuda Sport Club" yang berupa sebuah Organisasi. Organisasi
ini kemudian disebut Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT pada
tahun 1948 dalam kongres pertama di Madiun.
Setelah Perang Dunia II, PSHT terus menyebar ke seluruh Indonesia.
Seorang tokoh penting di balik semakin populernya PSHT ini adalah Mas
Irsjad yang merupakan siswa pertama Ki Hadjar Hardjo Oetomo.
Mas Irsyad ini juga menciptakan 90 Senam Dasar (Basic Exercise), Jurus
Belati (Jurus dengan pisau), dan Jurus Toya (Jurus dengan panjang
tongkat) yang membedakan dengan Setia Hati di Winongo. Salah satu siswa
Mas Irsjad adalah Mas Imam Koesoepangat (1939-1987) pemimpin spiritual dari PSHT yang turut berjasa membesarkan PSHT. Penggantinya, Mas Tarmadji Boedi Harsono(1987-2014),
Saat ini dewan pusat organisasi PSHT dipimpin oleh Kolonel Inf (Purn.)
Mas Richard Simorangkir sampai pada Parapatan Luhur digelar pada tahun
2014.
No comments:
Post a Comment
Jika anda ingin berkomentar , berkomentarlah dengan bahasa yang sopan tidak diperkenankan dengan bahasa kasar dan jika saya ada kesalahan pada blog tolong sampaikan