Monday, January 18, 2016

Sumpah Silat Maung Lugay

Sumpah Silat berikut penjabarannya:

11. Sanggup menjaga sopan santun, artinya siswa harus dapat menjaga sopan santun baik didalam pergurun maupun diluar perguruan.
22. Sanggup patuh pada kejujuran, artinya siswa harus dapat bersikap jujur dalam kehidupan sehari – hari baik didalam maupun diluar perguruan.
33. Sanggup memelihara kepribadian, artinya siswa harus dapat menjaga kepribadian dan jangan bersikap congkak, sombong dan takabur yang akan merugikan diri sendiri dan juga perguruan.
44.  Sanggup membersihi diri, artinya siswa harus dapat berbuat, berkata dan bertingkah laku yang sesuai pada ajaran agama agar tidak cacat cela.
55. Sanggup mentaati pimpinan atau guru, artinya siswa harus dapat mentaati segala peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh perguruan dan pelatih.
66.  Sanggup menguasai diri, artinya siswa harus dapat menguasai diri, menjaga emosi, serta berperilaku yang tidak merugikan orang lain.
77. Sanggup menjunjung tinggi seni budaya Pencak Silat, artinya siswa harus lebih mengenal dan mengembangkan Pencak Silat sebagaai budaya nasional yang harus tetap dilestarikan.
88.  Sanggup patuh pada agama, artinya siswa diharuskan patuh menjalankan segala perintah agama dan menjauhi segala larangannya.

Tingkat Maung Lugay

Uraian tingkat selendang dan jabatannya

TINGKAT
SELENDANG
JABATAN
JENIS MATA PELAJARAN
I
PUTIH
CALON ANGGOTA
      1.      FISIK
      2.      DASAR GERAKAN TANGAN
      3.      DASAR GERAKAN KAKI
      4.      SIKAP PASANG
      5.      POLA LANGKAH
II
KUNING
ANGGOTA
      1.      TEHNIK SERANG BELA
      2.      KOMBINASI GERAKAN
      3.      JURUS HARIMAU CAMPA
III
HIJAU MUDA
CALON KELUARGA
      1.      ESTETIKA GERAK
      2.      TEHNIK SPARING FATNER
      3.      JURUS 1 SAMPAI 10
IV
OREN
KELUARGA
      1.      TEHNIK JATUHAN
      2.      JURUS 11 SAMPAI 12
      3.      SPARING / BERSAMBUT
V
BIRU
ASISTEN PELATIH
      1.      JURUS 13
      2.      JURUS BUNGA INDAH
      3.      TEHNIK KUNCIAN
      4.      TAKTIK SPARING /   BERSAMBUT
      5.      PEMBEKALAN ILMU KEPELATIHAN
VI
UNGU
PELATIH
      1.      TEHNIK SENJATA
      2.      TEHNIK KUNCIAN
      3.      TEHNIK MELATIH
VII
MERAH I
PENDEKAR MUDA
      1.      ILMU KEPEMIMPINAN
      2.      PENGEMBANGAN
      3.      ILMU ORGANISASI
VIII
MERAH II
PENDEKAR
      1.      ILMU KEMASYARAKATAN
      2.      ILMU SIASAT
      3.      ILMU KEJIWAAN
IX
MERAH III
GURU
      1.      ILMU PEMBUATAN MATERI
      2.      ILMU PENYUSUNAN MATERI
      3.      ILMU KESABARAN
X
PUTIH SUTRA
GURU UTAMA
MA’RIFAT

Arti Gambar pada Logo:
1.      Kepala harimau yang sedang mengaung: melambangkan keganasan, kebuasan dan keagresipan yang terarah, terpimpin serta terjaga.
2.      Garis bulat tak bertepi: melambangkan wujud bola dunia yang berputar setiap saat menandakan seorang Pesilat PPSN Maung Lugay harus berpikir dinamis, kreatif serta memiliki keuletan dalam menjalani hidup.
3.      Lingkaran yang tak putus; melambangkan sebuah ikatan kekeluargaan yang tak pernah putus hingga akhir hayat.
4.      Delapan kumis, tujuh gigi atas dan enam gigi bawah: melambangkan PPSN Maung Lugay berdiri pada tanggal 8 bulan 8 tahun 1976.

Arti warna pada Logo
NO.
WARNA
ARTINYA
1.
HITAM
ULET
2.
KUNING
MULIA
3.
MERAH
BERANI
4.
HIJAU
SUBUR
5.
PUTIH
SUCI


Semboyan, moto, aspek

Semboyan Perguruan Pencak Silat Nasional Maung Lugay
Tidak Mau Mengganggu dan Tidak Mau Diganggu

Motto Perguruan:
1.      Bila menilai budaya bangsa yang telah hilang maka hilanglah rasa kebangsaannya.
2.      Ilmu dan bela diri senjata yang paling ampuh.
3.      Dengan iman dan takwa kita menjadi kuat.

Aspek Pencak Silat:
1.      Aspek kekeluargaan dan persaudaraan.
2.      Aspek olah raga.
3.      Aspek bela diri.
4.      Aspek kesenian.
5.      Aspek mental spiritual.

Sejarah Maung Lugay

PERGURUAN PENCAK SILAT NASIONAL
M A U N G  L U G A Y

          Perguruan Pencak Silat Nasional Maung Lugay didirikan pada tanggal 8 Agustus 1976 di Rawa Badak Utara, Jakarta Utara oleh Bapak Ashari Sancang Lodaya, kemudian masuk dalam anggota IPSI pada tanggal 18 November 1977 dengan nomor 18 dari 47 perguruan Pencak Silat di Jakarta Utara
( No. 018/IPSI – JU/ XI/1977 ).

            Aliran perguruan ini adalah Cimande Nasional yang berarti gabungan/oplosan dari beberapa aliran, yaitu: Cimande Girang, Pencak Silat Sera Kilat, Bhesi/Beksi dan beberapa aliran lainnya dengan tujuan menambah perbendaharaan ilmu dan wawasan Seni Bela Diri Pencak Silat.

Janji Siswa Setia Hati Terate

:: Janji Siswa ::
Janji Setia anggota Setia Hati Terate, dengan rendah hati dan penuh kesabaran kami berjanji :
I.    Sebagai anggota Setia Hati Terate, kami akan senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa.
II.   Sebagai anggota Setia Hati Terate, bagiku adalah sarana untuk mendewasakan jasmani maupun rohani.
      Oleh karena itu, harus dijaga dan diselamatkan keharumannya.
III. Sebagai anggota Setia Hati Terate, kami akan senantiasa berdisiplin, patuh, dan setia pada peraturan-peraturan, tata tertib dan kewajiban yang diinstruksikan oleh pemimpin.
IV. Sebagai anggota Setia Hati Terate, kami akan senantiasa saling kasih mengasihi dengan penuh persaudaraan.
V.  Sebagai anggota Setia Hati Terate, kami akan patuh dan berdisiplin dalam berlatih.
VI. Sebagai anggota Setia Hati Terate, kami akan memupuk rasa rendah hati dan penuh cinta kasih terhadap sesama manusia umumnya dan pada Setia Hati Terate khususnya.
VII. Sebagai anggota Setia Hati Terate, kami tidak akan sombong dan menggunakan pengetahuan Setia Hati Terate di sembarang tempat.
Demikian janji kami, biarlah saudara-saudara tua kami yang hadir pada saat ini menjadi saksi dan biarlah Tuhan Yang Mahaesa memberkati dan memberikan tuntunan, amin.

Senjata Senjata PSHT

Senjata-senjata yang digunakan dalam Pencak Silat adalah kombinasi senjata adat dan mereka dibawa ke Indonesia dari seluruh benua Asia. Sejumlah senjata ini awalnya alat yang digunakan untuk Berladang. Hampir setiap gaya Pencak Silat tradisional menggunakan senjata sebagai berikut.

Pisau dan belati

Adalah pisau pendek tanpa bentuk atau panjang tertentu.

Golok dan parang

Golok adalah pedang pendek, parang bermata pisau satu-sisi. Parang ini juga merupakan jenis pedang yang digunakan secara luas. Keduanya awalnya digunakan sebagai alat-alat pertanian.

Trisula

Trisula adalah garpu logam tiga cabang. Ini bervariasi panjangnya 25–65 cm. Trisula tersebut kemungkinan besar asal India.

Toya

Toya adalah tongkat kayu, umumnya terbuat dari rotan. Ini bervariasi panjang 1,5-2 meter, tetapi pada prinsipnya adalah sedikit lebih pendek dari orang yang menggunakannya. Panjang toya antara 3,5 dan 5,0 cm.
Selain senjata yang disebutkan di atas, sebagian besar gaya Pencak Silat juga menggunakan senjata mereka sendiri yang spesifik. Dalam PSHT, senjata berikut ini juga digunakan:

Celurit

Celurit adalah istilah Indonesia untuk sabit, alat pertanian yang berasal dari pulau jawa, pisau baja dalam bentuk setengah bulan. "Semut" adalah sabit kecil. Ujung tombak adalah di bagian dalam pisau.

Krambit

Krambit adalah senjata berupa cakar bermata pisau dua sisi dalam bentuk setengah bulan. PSHT adalah satu-satunya gaya Pencak Silat untuk menggunakan senjata ini.
== Semboyan dan falsafah Dalam Persaudaraan Setia Hati Terate juga ada berbagai semboyan,simbol dan falsafah yang mengambarkan kewajiban, pesan moral dan pribadi SH yang harus diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa semboyan,simbol dan falsafah tersebut diambil dari budaya dan ajaran Jawa, tetapi telah melekat dan identik dengan Persaudaran Setia Hati Terate hampir 1 abad. Beberapa semboyan,simbol dan falsafah tersebut adalah:
* Memayu Hayuning Bawana * Soero diro Djojo diningrat lebur dining Pangastuti * Ngluruk tanpa Bala Menang tanpa Ngasorake * Sepiro Gedenging Sengsara yen tinampa amung Coba * Selama matahari masih terbit dari timur,dan terbenam di barat. Selama itu pula lah Persaudaraan Setia Hati Terate akan jaya selamanya"

Tingkatan PSHT

Sebutan untuk anggota Persaudaraan adalah Warga bukan Pendekar seperti pada umumnya Persaudaraan"Perguruan" Silat. Sebutan untuk yang sedang belajar dan berlatih adalah "Adik" Siswa/Murid, sedangkan untuk yang telah disyahkan disebut Warga. Siswa yang masih dalam proses belajar/latihan harus memanggil Mas "kakak" kepada semaua Warga SH Terate.

Siswa

ujian kenaikan tingkat
Untuk menjadi anggota Setia Hati Terate, seseorang harus menjalankan latihan fisik dan juga penggemblengan mental spiritual minimal 2 tahun Latihan selama 2 tahun itu dibagi menjadi 4 tingkatan yang masing-masing tingkatn ditempuh selama 6 bulan latihan.

1. Siswa Polos

Sebutan lain untuk siswa Polos adalah Hitam yang ditandai dengan Sabuk berwarna Hitam. Latihan pada tingkatan ini adalah pengenalan tentang Setia Hati dan Setia Hati Terate, pengenalan gerak dan gerakan yang ada di SH terate dan beberapa Senam dan Jurus Setia Hati Terate. Maksimal Gerak dan Gerakan tangan dan kaki termasuk Senam dan Jurus yang diajarkan pada tingkatan ini adalah 1-2 Pukulan, Tendangan dan Pertahanan, Senam ke-30 dan Jurus ke-6-7.

2. Siswa Jambon (merah muda)

Siswa tingkat Polos yang lulus pada ujian kenaikan tingkat selanjutnya disebut Siswa Jambon yang ditandai dengan Sabuk berwarna Jambon. Sebutan Jambon mengacu kepada Warna Sabuk pada tingkatan ini yaitu Merah Jambu"buah:Jambu biji" Selain peningkatan pemahaman dan pengamalan ke-SH-an pada tingkatan ini ada penambahan Gerak dan Gerakan maksimal menjadi 3-4 Pukulan,Tendangan dan pertahanan,Senam ke-45 dan Jurus ke 13-14.

3. Siswa Hijau

Siswa Hijau "basa Jawa ijo" ditandai dengan sabuk berwarna Hijau. Pada tingkatan ini Gerak dan Gerakan tangan dan kaki mencapai 5-6 pukulan,tendangan dan pertahanan,. Jumlah senam antara 46 sampai dengan 60 dan jurus 15 - 20 an. Pada tingkat ini juga mulai diajarrkan senam dan jurus Toya.

4. Siswa Putih

Siswa Putih adalah tingkatn tertinggi bagi siswa Setia Hati yang di tandai dengan sabuk putih yang sama ukuran dengan polos,jambon dan ijo.Semua gerak dan gerakan tangan dan kaki berupa pukulan,tendangan,pertahanan,senam,jurus termasuk toya, teknik kuncian dan cara melepaskan dan pernafasan telah diberikan semua kecuali jurus ke-36. Secara rohani fisik dan rohani tingkat ini sudah siap menjadi Warga (sebutan Pendekar dalam SH Terate) kecuali siswa yang belum sampai pada persyaratan usia minimal.

Warga

Jalur dari Persaudaraan Setia Hati Terate dibagi menjadi tiga derajat :
1. Gelar Pertama (TINGKAT Satu):
  • Gelar Pertama terutama ditujukan untuk pembangunan fisik. Melalui sistem gerakan fisik terampil (Pencak), siswa belajar untuk menggunakan tubuh mereka secara efektif.
  • Gelar Pertama dibagi menjadi beberapa langkah, ditambah dengan sistem lulus dari ikat pinggang dan slendangs (ikat pinggang). Setiap langkah diakhiri dengan ujian.
2. Gelar Kedua (TINGKAT Dua):
  • Gelar Kedua berfokus terutama pada Silat, demobilisasi penyerang menggunakan teknik fisik (Pencak) belajar untuk Gelar Pertama. Siswa belajar untuk membuat penggunaan efektif dari kekuatan batin melalui konsentrasi, teknik dan meditasi pernapasan.
  • Bentuk pembelaan diri bisa sangat mematikan. Oleh karena itu diajarkan hanya kepada pemegang PSHT dari Gelar Pertama Putih Slendang, dan yang, setelah bertahun-tahun pelatihan disiplin, kemauan dan character building mampu menguasai "nyata" Silat. Pelatihan untuk Gelar Kedua Putih Slendang adalah pembangunan fisik pada dasarnya 50% dan perkembangan mental 50%.
3. Gelar Ketiga (TINGKAT Tiga):
  • Gelar Ketiga hanya ditujukan untuk beberapa yang dipilih: bagi mereka yang dapat bundel semua kekuatan positif yang telah mereka pelajari dan menerapkannya untuk kepentingan kemanusiaan. Gelar Ketiga adalah 95% spiritual dan pembangunan fisik 5%. Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar 300.000 pemegang Pertama Gelar Putih Slendang dan sekitar 160 pemegang Gelar Kedua Putih Slendang. Sayangnya hanya ada satu orang di Indonesia telah Gelar Ketiga Putih Slendang, ketua PSHT, Mas Tarmadji Boedi Harsono Mas, yang lain sudah masa lalu pergi mendahului.

Lambang PSHT

Berikut ini menjelaskan berbagai konsep dan simbol lambang PSHT. Ini mewujudkan bagian dari filosofi Persaudaraan Setia Hati Terate.

Segi Empat

Segi Empat panjang dalam lambang SH Terate adalah bermakna Perisai, perisai bisa berarti benteng atau petahanan diri, seorang warga SH Terate harus bisa membentengi diri sendiri dari segala bentuk ancaman jasmani maupun rohani. segi empat ini juga melambangkan 4 mata arah angin dan ditambah 1 sebagai porosnya

Warna Hitam

Warna Hitam sebagai dasar melambangkan kekal dan abadi. Sesuai semboyannya Selama Matahari bersinar, selama Bumi masih dihuni oleh Manusia, semoga Setia Hati tetap jaya, kekal dan abadi selama-lamanya.

Persaudaraan

Konsep Persaudaraan ini dapat diterjemahkan sebagai "persaudaraan" kepada semua, mengungkapkan visi dan misi bahwa semua orang adalah saudara dan saudari. "Saudara" diterjemahkan baik sebagai "saudara" dan "adik": perempuan juga merupakan bagian dari "persaudaraan". Ini berarti saling menghormati, solidaritas dan kerjasama. Persaudaraan menggantikan budaya,ras,kepercayaan dan afiliasi politik. Persaudaraan kepada semua adalah disamping persaudaraan dengan sesama warga SH Terate adalah juga persaudaraan sesama umat Manusia

Setia Hati

Setia Hati dapat diterjemahkan sebagai "setia pada hati" nya sendiri. Ini menyiratkan bahwa kita harus selalu jujur ​​pada hati seseorang (perasaan emosional) dalam semua keputusan hidup. Emosi-emosi ini, bagaimanapun, harus selaras dengan kognisi rasional seseorang. Apa yang dalam hati sanubari rasakan dan menjadi pemiikiran harus menjadi dasar bagi perkataan maupun tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Jika dua unsur tidak harmonis, maka setiap keputusan yang diambil salah.

Hati Bersinar

Hati bersinar digambarkan dalam lambang, sinar yang berasal dari hati ini adalah representasi simbolis dari konsep persaudaraan: satu mengirimkan pikiran yang baik atau perasaan kepada orang lain. Putih melambangkan cinta dan kebersihan batin. Garis merah di sekitar Hati adalah simbol pertahanan diri: satu bercita-cita untuk persaudaraan dan bahwa yang satu dapat menawarkan orang lain, tapi tidak dengan mengorbankan diri sendiri. Artinya cinta, kasih dan sayang terhadap sesama ada batasnya, cinta,kasih dan sayanag yang tidak terbatas bisa menghancurkan diri sendiri.

Terate

Terate (bunga teratai) adalah bunga yang bisa hidup di darat dan di air. Ini melambangkan tekad, ketahanan dan kemampuan untuk beradaptasi. Bunga ini dapat berkembang di segala kondisi. Di udara. Di dalam air. Dalam kondisi kering dan basah. Warga PSHT juga sama harus mampu beradaptasi dan mengatasi keadaan yang sulit. Dan seperti Terate, meskipun pengaruh negatif dari lingkungan, siswa PSHT mempertahankan kebersihan batin nya.Terate dapat hidup dan mekar di lumpur, tapi mempertahankan keindahan dan kemurnian.

Garis Merah Tegak

Sebuah garis merah vertikal ditemukan di sisi kiri lambang, diapit pada setiap sisi menjadi garis putih. Ini adalah "jalan yang lurus", melambangkan pertumbuhan mental dan spiritual siswa dan Warga PSHT yang lurus dan menegakkan kebenaran. Sata pengesahan menjadi Warga Pertama, calon warga membuat sumpah untuk mengikuti jalan ini dan sesuai dengan aturan-aturan tertentu perilaku. Apabila melakukan pelanggaran sumpah ada konsekuensi yang harus diterima.

Senjata

Pada bagian bawah sejumlah senjata kuning berwarna digambarkan pada lambang. Ini melambangkan jalur fisik bahwa seseorang harus mengikuti untuk akhirnya mencapai pertumbuhan rohani dalam keimanan

Sejarah PSHT

ada tahun 1903 di Kampoeng Tambak Gringsing, Surabaya, Ki Ageng Soerodwirjo meletakkan dasar bagi gaya Pencak Silat Setia Hati. Sebelum disebut Setia Hati, latihan Fisik/Gerakan Pencak Silat Setia Hati disebut "Djojo Gendilo Tjipto Muljo" dan untuk ajaran kerokhanian dan spiritual Setia Hati disebut "Sedulur Tunggal Ketjer" disingkat STK.[4] Pada tahun 1917 Ki Ageng Soerodwirjo pindah ke Madiun dan membangun dan mendirikan Persaudaraan "perguruan" Silat bernama Persaudaraan Setia Hati di desa Winongo Madiun. Pada saat itu Persaudaraan Setia Hati bukanlah/belum menjadi organisasi, Setia Hati adalah persaudaraan (kadang) saja di antara siswa, karena pada saat itu organisasi Pencak Silat tidak diizinkan oleh kolonialisme Belanda. "Setia Hati" berarti Setia pada Hati (diri) sendiri". Soerodiwirjo lahir keluarga bangsawan di daerah Gresik (versi lain di Madiun) Jawa Timur, Indonesia, pada kuartal terakhir abad ke-19. Dia dijuluki sebagai "Ngabei" sebuah gelar bangsawan eksklusif yang diberikan oleh Sultan dan hanya untuk mereka yang telah membuktikan dirinya layak secara rohani. Dia tinggal dan bekerja di berbagai lokasi di pulau Jawa dan Sumatera dan belajar gaya Pencak Silat dari berbagai aliran. Di Sumatera juga belajar kerokhanian (kebatinan) pada seorang guru spiritual. Kombinasi ajaran spiritual (kebatinan) dan gaya pencak silat yang terbaik dari berbagai aliran ini yang menjadi dasar untuk silat Setia Hati. Ki Ageng Hadji Soerodiwirjo meninggal pada 10 November 1944 di Madiun.
Pada tahun 1922, Ki Hadjar Hardjo Oetomo (pahlawan perintis kemerdekaan 1883-1952), salah satu kadang Setia Hati, meminta izin kepada Ki Ageng Soerodiwirjo untuk mendirikan latihan Setia Hati bagi generasi muda dan diizinkan oleh Ki Ageng Soerodiwirjo, tetapi harus dalam nama yang berbeda. Maka Ki Hardjo Oetomo mendirikan Setia Hati "Pemuda Sport Club"(SH PSC) yang kemudian menjadi Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club" yang berupa sebuah Organisasi. Organisasi ini kemudian disebut Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT pada tahun 1948 dalam kongres pertama di Madiun. Setelah Perang Dunia II, PSHT terus menyebar ke seluruh Indonesia. Seorang tokoh penting di balik semakin populernya PSHT ini adalah Mas Irsjad yang merupakan siswa pertama Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Mas Irsyad ini juga menciptakan 90 Senam Dasar (Basic Exercise), Jurus Belati (Jurus dengan pisau), dan Jurus Toya (Jurus dengan panjang tongkat) yang membedakan dengan Setia Hati di Winongo. Salah satu siswa Mas Irsjad adalah Mas Imam Koesoepangat (1939-1987) pemimpin spiritual dari PSHT yang turut berjasa membesarkan PSHT. Penggantinya, Mas Tarmadji Boedi Harsono(1987-2014), Saat ini dewan pusat organisasi PSHT dipimpin oleh Kolonel Inf (Purn.) Mas Richard Simorangkir sampai pada Parapatan Luhur digelar pada tahun 2014.

UPACARA

Patalekan Cimande dijelaskan sedemikian rupa dan diulang-ulang kepada calon murid hingga murid benar-benar memahaminya dan mematuhinya dengan dipegang tangannya oleh guru sebagai tanda kesanggupan .
Berikutnya guru membacakan do'a tawasul dan meneteskan air bercampur daun sirih ke mata sang murid (dipeureh) tradisi ini disebut upacara keceran untuk menajamkan pandangan mata.
Pada dasarnya Cimande ini berfungsi sebagai media siar agama Islam oleh karena itu ketaatan kepada Allah dan Rasulnya dengan menjalankan segala perintahnya dan menjahui larangannya merupakan syariat yang harus ditaati warga Cimande. Cimande merupakan pengisi dan pengekang nafsu hewani dan sifat-sifat lain yang dapat merugikan semua pihak. Hal ini Cimande bukan bertujuan untuk menguasai dan berkuasa atas diri manusia lainnya. Pada hakekatnya Talek Cimande adalah roh dari pencaknya, tampa Talek Cimande, pencak Cimande ibarat mayat yang menebarkan bau busuk yang menyesakkan.

SUMPAH DAN IKRAR

SUMPAH PERGURUAN


DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG, KAMI BERJANJI :

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Memelihara Ajaran-ajaran perguruan dan mengembangkan kebudayaan asli Indonesia


3. Membina watak ksatria berwibawa dan bermoral


4. Mempererat persatuan dan kesatuan, disiplin, tanggung jawab dan musyawarah


5. Memelihara tata tertib dan keamanan Budi . . . Bakti . . . Sakti . . .


IKRAR INSAN PENCAK SILAT CIMANDE


PANCA SETIA CIMANDE

1. Kami insan Pencak Silat Cimande yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kami Insan Pencak Silat Cimande yang patuh dan taat kepada pemerintah Republik

Indonesia yang berazaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

3. Kami Insan Pencak Silat Cimande yang patuh dan taat kepada Ibu, Bapak dan wong Tuo Karo


4. Kami Insan Pencak Silat Cimande yang mengutamakan penggunaan pencak silat untuk

melerai diri demi kebenaran dan keadilan

5. Kami Insan Pencak Silat Cimande yang setia dan menepati janji serta mengamalkan taleq

Jurus-Jurus Dasar Silat Cimande:



    Kelid
    Selup
    Pamonyet
    Tungkup Selup
    Serong Gigir
    Tangkeupan
    Bolang-Baling
    Timpah Sabeulah
    Timpah Dua
    Buang Kelid Dibeulah
    Sambeuran
    Kelid Timpah Pamonyet
    Pangerodan
    Teke
    Tewak Teke
    Tewakan
    Tewak Jero
    Turugtug
    Ajulan
    Kelid timpah Potongan
    Koreh Pamonyet
    Timpah Tilu
    Pakalah

Sejarah Silat Cimande


Pencak Silat Cimande untuk pertamakalinya disebarkan oleh Sakir penduduk Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. Sakir adalah salah seorang tokoh Pencak Silat, serta ilmu kebatinan Sakir dikenal ?luhung elmu?nya. Karenanya, Sakir sangat disegani masyarakat. Penduduk setempat menganggap Sakir sebagai orang tua mereka sendiri.
Banyak pula muridnya yang sengaja belajar Pencak Silat. Pada saat itu yang memerintah Kabupaten Cianjur ialah Bupati R. Aria Wiratanudatar II sebagai Bupati yang ke V dari keturunannya. R. Aria Wiratanudatar II juga dikenal dengan sebutan Dalem Enoh, memerintah Kabupaten Cianjur antara tahun 1776-1813. Setelah diketahui Dalem, diangkatlah Sakir menjadi guru Pencak Silat dan keamanan di Kabupaten. Diantara muridnya yang termashur ialah putra dalem Enoh yang bernama R. Wiranaga yang mendapat julukan Aria Cikalong.
Menurut para ahli sejarah di Kabupaten Cianjur, selain R. Wiranagara terdapat pula R. Obing Ibrahim dan R. Haji Ipung Prawirasudibja. Merekalah yang menerangkan, bahwa pada tahun 1780 Sakir pernah dicoba kemahirannya dalam Pencak Silat dengan orang Cina dari Macao bertempat dialun-alun Cianjur dan pada kesempatan itu Sakir yang menang.
Pada tanggal 2 April 1812 R. Aria Wiratanudatar II atau lebih dikenal dengan nama R. Enoh meninggal dunia. Beliau meninggalkan 3 orang putra yakni : Aria Wiranagara yang lebih dikenal dengan nama Aria Cikalong, R. Natanagara yang setelah menunaikan Ibadah Haji lebih dikenal dengan nama R. Haji Muhamad Tobri dan Aom Abas yang kemudian menjadi Bupati Limbangan.
Untuk selanjutnya, Sakir dibawa pindah oleh R. Aria Natanagara ke Bogor. Oleh Bupati Bogor Sakir diangkat menjadi pengawal Bupati. Selama Sakir mengabdi pada Bupati Bogor, beliau bertempat tinggal di Cimande (Kabupaten Cianjur). Karena itulah Pencak Silat yang diajarkan dan disebarkan oleh Sakir disebut Pencak Cimande.
Menurut cacatat yang diperoleh, tersebarnya Pencak Cimande di Cianjur hanya sampai tahun 1813. Namun kemudian pada tahun 1819, pencak Cimande ini tersebar di Cianjur sebelah Selatan. Penyebaran Pencak Cimande ini dilakukan oleh putra-putra dan murid-muridnya Sakir. Mereka menyebar ke daerah Cianjur sebelah Selatan dan Garut Selatan khususnya di daerah-daerah perkebunan sebagai sasaran operasionalnya. Hal ini berlangsung sampai tahun 1930. Setelah penyebaran Pencak Cimande, disusul pula dengan Pencak Cikalong dan Syahbandar yang disebarkan oleh para putra dan murid R. Haji Ibrahim dari Cikalong.
Adapun yang menciptakan serta mengkreasikan Pencak Cikalong adalah . R. Haji Ibrahim turunan ke 9 dari Dalem Cikundul, Majalaya Kecamatan Cikalong Kulon. Ayahnya adalah R. Rajadireja, yang lebih dikenal sebagai Aom Raja, dan kakeknya adalah R. Wiranagara yang lazim disebut Aria Cikalong.
R. Haji Ibrahim dilahirkan pada tahun 1816. Keahlian dalam Pencak Silat diperolehnya pula dari leluhur kakeknya yang merupakan murid terpandai dari Sakir.
R. Haji Ibrahim mulai belajar Pencak dari R. Ateng Alimudin seorang putra Tubagus Kosim, yang merupakan keturunan ke 13 dari Sultan Hasanudin (Banten). R. Alimudin menikah dengan R. Siti Hadijah, ipar dari R. Haji Ibrahim. Sebenarnya R. Haji Ibrahim bukan hanya berguru kepada R. Ateng Alimudin saja, tetapi dalam melengkapi pengetahuannya tentang Pencak, R. Haji Ibrahim berguru pula pada Abang Ma’rup, Abang Madi, Abang Kari dan beberapa pendekar Pencak Silat lainnya

Kombinasi Tangan Kosong

Kombinasi Tangan Kosong I Salam Bunga Sepasang,
1. Bersikap Harimau ke a.
2. Gesut ke i Lemparan Harimau.
3. Setempat tendang T a.
4. Daun melayang Pendeta i.
5. Melingkar ke i sikap Harimau.
6. Egos i sikap Naga.
7. Lompat ke belakang Tipuan putri i.
8. Melingkar ke i sikap Satria.
9. Maju a hempis ke i tebang Satria Naga a.
10. Gesut ke a Pendeta dalam i.
11. Kilat Gejug i spj kuntul i.
12. Daun melayang Satria Naga a.
13. Gesut a tabrak a.
14. Pancer i Pacul a spj Garuda a.
15. Daun melayang Garuda dalam i.
16. Mundur i sikap Kuntul a.
17. Gesut a tusuk Kuntul a.
18. Melingkar ke i sikap Harimau mengintai.
19. Egos i diangkat tarikan Harimau.
20. Kilat setempat Teratai a spj Tampar a.
21. Lompat ke depan tolak Putri Berhias.
22. Egos i sikap Mliwis.
23. Gesut a tusuk Mliwis dalam i.
24. Lompat i egos a Terkaman Harimau.
25. Melingkar ke i sikap Garuda.
26. Gesut i pukul Garuda i.
27. Balik badan Jiet mlumah tangan dua.
28. Mundur a tolak Luar Pendeta a dan
Dalam Bawah i.
29. Gesut i Pendeta dua.
30. Melingkar ke i sikap Naga menyelam.
31. Sapuan dalam a berdiri sikap Harimau
merendah.
32. Mundur i kipas Putri bersedia.
33. Gesut a Satria a.
34. Maju i putar badan ke a hempis sikap bunga
sepasang.
35. Tendang Gejlig i spj Pendeta.
36. Pancer i pukul Garuda dua.
37. Sabit Luar a.
38. Lompat ke depan Tebakan Harimau.
39. Mundur i sikap Satria a.
40. Egos a mematah dengan bunga sepasang.
Salam Penutup
Kombinasi Tangan Kosong II
Salam Bunga Sepasang,
1. Bersikap Bunga sepasang kaki I depan.
2. Maju I serong tolak Putri Berhias.
3. Lompat kuntul ke a sikap Naga.
4. Kilat Gejug I spj Kuntul i.
5. Daun melayang Pendeta a.
6. Melingkar a tolak Garuda Luar a.
7. Egos I sikap Garuda.
8. Gesut a Garuda a.
9. Melingkar I sikap Harimau mengintai.
10. Egos I diangkat Tarikan Harimau.
11. Kilat Slosor a spj Tohok a.
12. Lompat ke depan serong I tolak Pendeta a bawah.
13. Egos I sikap Satria.
14. Lompat I egos a sikap Kuntul.
15. Gesut I pukul Pendeta dua.
16. Mundur I Tolak luar atas I dan bawah a Pendeta.
17. Setempat T a spj Satria.
18. Daun melayang Satria Naga i.
19. Lompat depan a egos I sikap Meliwis.
20. Kilat ke a tusuk Meliwis tangan dua.
21. Gesut a Tabrak a.
22. Pancer I Pacul a spj Garuda a.
23. Daun melayang Garuda dalam i.
24. Mundur I sikap Harimau merendah.
25. Kilat Jontrot a.
26. Berdiri sikap Satria merendah.
27. Mundur I kipas Putri Bersedia (badan mantul).
28. Gesut a tampar a.
29. Mundur a Pendeta dalam i.
30. Hempis ke i tutup Bunga Sepasang.
Salam Penutup

Teknik Asli

Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di Indonesia yang dipilah dan dikelompokkan sesuai dengan karakter dari masing-masing aliran. Teknik Asli dalam silat Perisai Diri juga digali dari aliran Siauw Liem Sie (Shaolinshi) yang dengan kreativitas Pak Dirdjo gerakan maupun implementasinya sudah dijiwai oleh karakter pencak silat Indonesia. Hal ini yang menjadikan ilmu silat Perisai Diri mempunyai sifat unik, tidak ada kemiripan dengan silat yang lain. Disebut Asli karena mempunyai frame tersendiri, bukan merupakan kombinasi dari beberapa aliran silat.
Teknik Asli dalam silat Perisai Diri di antaranya yaitu :
  1. Burung Meliwis
  2. Burung Kuntul
  3. Burung Garuda
  4. Harimau
  5. Naga
  6. Satria
  7. Pendeta
  8. Putri
Selain teknik tersebut di atas, ada beberapa teknik yang menjadi kekayaan teknik silat Perisai Diri, di antaranya yaitu Kuda Kuningan, Lingsang, Satria Hutan dan Kera, serta beberapa teknik dari beberapa daerah di Indonesia, di antaranya yaitu Minangkabau, Jawa Timuran, Cimande, Bawean dan Betawen

JANJI PERISAI DIRI

VERSI LAMA


Kami Keluarga Silat Indonesia Perisai Diri Berjanji :

1. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Setia Dan Taat Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Mendahulukan Kepentingan Negara Diatas Kepentingan Pribadi dan Golongan
4. Patuh Pada Perguruan dan Melaksanakan Dengan Penuh Rasa Tanggung Jawab, Asas dan Tujuanya.
5. Memupuk Rasa Kasih Sayang dan Kekeluargaan di Antara Sesama Anggota





VERSI BARU


Kami Keluarga Silat Nasional Perisai Diri Berjanji :

1. Berketuhanan yang Maha Esa
2. Setia Dan Taat Kepada Negara
3. Mendahulukan Kepentingan Negara
4. Patuh Pada Perguruan
5. Memupuk Rasa Kasih Sayang