Monday, November 23, 2015

JURUS (DASAR KE TINGKAT 1)

1. Katak melempar tubuh
alat penyasar : dua mata pelana 
sasaran          : ulu hati
lintasan          :dari dalam lurus kedepan

2. Mawar mekar    
alat penyasar   : punggung tangan
sasaran            : tangkisan
lintasan            : dari dalam melingkar keluar

3. Mawar layu
alat penyasar   : telapak tangan
sasaran             : tangkisan
lintasan            : dari luar ke dalam

4. Rajawali membuka sayap
alat penyasar   : lengan luar bagian dalam
sasaran             : tangkisan
lintasan            : dari dalam melingkar ke luar

5. Rajawali menutup sayap
alat penyasar   : lengan bawah bagian dalam
sasaran             : tangkisan
lintasan            : dari luar melingkar ke dalam 

6. Naga terbang lintasan luar
alat penyasar   : pisau tangan
sasaran             : leher
lintasan            : melingkar dari dalam ke depan 
7. tandukan lembu jantan

alat penyasar   : siku tangan
sasaran             : ulu hati dan patahan
lintasan            : ke luar, ke dalam, ke samping kiri atau kanan, ke atas, ke bawah


8. Ikan terbang menggoyang sirip
alat penyasar   : punggung kaki
sasaran             : perut atau pinggang atau punggung
lintasan            : dari samping melingkar ke dalam dan ke depan 

9. Ikan terbang menjulang ke angkasa
alat penyasar   : ujung telapak kaki
sasaran             : ulu hati atau dada
lintasan            : dari bawah lurus ke depan 

10. Harimau membuka jalan
alat penyasar   : pisau kaki
sasaran             : perut
lintasan            : dari bawah lurus ke depan dan ke atas 

11. Harimau menutup jalan
alat penyasar   : pisau kaki
sasaran             : perut
lintasan            : memutar ke belakang, lurus ke depan dan ke atas 

12. Terkaman hariamau lapar
alat penyasar   : telapak kaki dan tangan  
sasaran             : bantingan
lintasan            : maju, tangan menangkap kaki lawan dan kaki menengkel betis 


JURUS LEMBU


1. tandukan lembu jantan

alat penyasar   : siku tangan
sasaran             : ulu hati dan patahan
lintasan            : ke luar, ke dalam, ke samping kiri atau kanan, ke atas, ke bawah

JURUS HARIMAU

1. Harimau membuka jalan
alat penyasar   : pisau kaki
sasaran             : perut
lintasan            : dari bawah lurus ke depan dan ke atas 

2. Harimau menutup jalan
alat penyasar   : pisau kaki
sasaran             : perut
lintasan            : memutar ke belakang, lurus ke depan dan ke atas 

3. Benturan harimau
alat penyasar   : telapak kaki
sasaran             : ulu hati
lintasan            : dari bawah lurus ke depan dan ke atas 

4. Tapukan harimau
alat penyasar   : telapak kaki
sasaran             : pipi, pelipis dan atau tangan yang bawa senjata
lintasan            : melingkar dari luar, ke atas dan ke dalam 

5. Terkaman harimau lapar
alat penyasar   : telapak kaki dan tangan  
sasaran             : bantingan
lintasan            : maju, tangan menangkap kaki lawan dan kaki menengkel betis 

6. Harimau menggoyang ekor
alat penyasar   : pisau kaki  
sasaran             : lutut samping
lintasan            : dari dalam lurus ke bawah 

7. Harimau tidur
alat penyasar   : telapak kaki
sasaran             : hindaran
lintasan            : menjatuhkan ke depan atau ke samping dan atau ke belakang

JURUS IKAN TERBANG

1. Ikan terbang menggoyang sirip
alat penyasar   : punggung kaki
sasaran             : perut atau pinggang atau punggung
lintasan            : dari samping melingkar ke dalam dan ke depan 

2. Ikan terbang menjulang ke angkasa
alat penyasar   : ujung telapak kaki
sasaran             : ulu hati atau dada
lintasan            : dari bawah lurus ke depan 

3. Ikan terbang menerjang sarang
alat penyasar   : lutut dan tangan untuk memegang sasaran
sasaran             : kepala
lintasan            : dari bawah lurus ke depan dan ke atas 

4. Sabetan ikan terbang
alat penyasar   : punggung kaki
sasaran             : kaki dan betis
lintasan            : dari bawah melingkar dari lurus ke dalam 

5. Sambaran ikan terbang
alat penyasar   : ibu jari kaki
sasaran             : kemaluan
lintasan            : dari dari bawah ke dalam dan ke atas

JURUS NAGA

1. Naga terbang lintasan luar
alat penyasar   : pisau tangan
sasaran            : leher
lintasan            : melingkar dari dalam ke depan 

2. Tandukan naga jantan
alat penyasar   : ujung empat jari tangan merapat
sasaran             : ulu hati
lintasan            : dari dalam lurus ke depan 

3. Gigitan naga
alat penyasar   : ujung jari tangan mencengkram
sasaran            : tenggorokan
lintasan            : dari dalam lurus ke depan 

4. Pagutan naga
alat penyasar   : ujung jari telunjuk, ujung jari lain tertekuk
sasaran             : pangkal tenggorokan
lintasan            : dari dalam lurus ke depan 

5. Pagutan naga kembar
alat penyasar   : ujung jari telunjuk dan jari tengah, jari yang lain tertekuk
sasaran            : dua mata
lintasan            : dari dalam lurus ke depan 

6. Sambaran naga
alat penyasar   : ujung empat jari tangan (cakaran)
sasaran            : muka/wajah
lintasan            : dari dalam lurus ke depan, ke atas, dan ke bawah 

7. Tajian naga
alat penyasar   : ujung ibu  jari tangan, jari lain tertekuk
sasaran             : pelipis
lintasan            : dari luar melingkar ke dalam dan ke depan 

8. Tamparan naga
alat penyasar   : telapak tangan
sasaran             : pipi
lintasan            : dari luar melingkar ke dalam dan ke depan 

9. Pagukan naga
alat penyasar   : ujung-ujung jari tangan rapat
sasaran             : ubun-ubun
lintasan            : dari atas melingkar ke depan dan ke bawah

JURUS RAJAWALI

1. Rajawali membuka sayap
alat penyasar   : lengan luar bagian dalam
sasaran            : tangkisan
lintasan            : dari dalam melingkar ke luar

2. Rajawali menutup sayap
alat penyasar   : lengan bawah bagian dalam
sasaran            : tangkisan
lintasan            : dari luar melingkar ke dalam 

3. Rajawali membentang sayap
alat penyasar   : lengan bawah bagian luar
sasaran            : tangkisan
lintasan            : dari dalam dan bawah ke atas 

4. Rajawali mengibas sayap
alat penyasar   : lengan bawah bagian luar
sasaran            : tangkisan
lintasan            : dari dalam ke bawah dan ke luar 

5. Rajawali terbang
alat penyasar   : kaki kanan dan kiri
sasaran            : hindaran
lintasan            : melompat hingga lutut menyentuh dada

JURUS MERPATI

1. Pagutan merpati
alat penyasar   : sikut jari (empat jari tertekuk)
sasaran            : antara dua mata
lintasan            : dari tengah lurus ke depan 

2. Merpati mengibas sayap
alat penyasar   : pangkal telapak tangan bagian dalam
sasaran            : dagu atau rahang
lintasan            : dari dalam ke atas 

3. Merpati mengibas ekor
alat penyasar   : pangkal telapak tangan bagian luar
sasaran            : pelipis
lintasan            : melingkar dari luar ke dalam

4. Sambaran merpati
alat penyasar   : pangkal jari telunjuk dan ibu jari
sasaran            : pelipis
lintasan            : melingkar dari luar ke dalam

JURUS MAWAR

1. Mawar mekar    
alat penyasar   : punggung tangan
sasaran            : tangkisan
lintasan            : dari dalam melingkar keluar

2. Mawar layu
alat penyasar   : telapak tangan
sasaran            : tangkisan
lintasan            : dari luar ke dalam 

3. Belitan tangkai mawar
alat penyasar   : punggung tangan, telapak tangan dan jari
sasaran            : tangkisan dan kaitan (tangkapan)
lintasan            : dari dalam melingkar ke luar kemudian melakukan kaitan (tangkapan)

4. Mawar layu tertiup angin
alat penyasar   : telapak tangan
sasaran            : tangkisan dan hindaran
lintasan            : dari luar ke dalam dengan hindaran 
5. Mawar mekar menyongsong matahari
alat penyasar   : seluruh bagian tangan kanan dan kiri
sasaran            : pernafasan
lintasan            : melingkar atas dan bawah

JURUS KATAK

  1. katak melempar tubuh
alat penyasar    : dua mata pelana
sasaran             : ulu hati
lintasan             : dari dalam lurus ke depan
  1. katak kembar
alat penyasar    : dua mata pelana
sasaran             : ulu hati
lintasan              : dari dalam lurus ke depan
  1. katak berkejaran
alat penyasar    : dua mata pelana
sasaran             : ulu hati
           lintasan             : dari dalam lurus ke depan dan saling mengejar

KETAPAK SUCIAN



Tapak Suci merupakan badan otonom dalam Muhammadiyah. Tapak Suci didirikan pada tanggal 9 Rabi’ul Awwal 1383 H/1 Juli 1963 M, di kota Yogyakarta, tepatnya di Kampung Kauman, oleh aktifis Pemuda Muhammadiyah, terutama Mohammad Barie Irsyad. Nama resminya adalah Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Keilmuan Tapak Suci bersumber dari bela diri pencak silat aliran Banjaran, yang berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Perintis keilmuan Tapak Suci adalah K.H. Busyro Syuhada’, yang mendirikan Perguruan Silat Cikauman pada tahun 1925, dalam bentuk sebuah pesantren. Mohammad Barie Irsyad, merupakan salah seorang santri Pesantren Cikauman yang diasuh oleh K.H. Busyro Syuhada’.

Struktur organisasi Tapak Suci:

Pimpinan Cabang = di tingkat tempat latihan
Pimpinan Daerah = di tingkat Dati II/Kabupaten/Kotamadya
Pimpinan Wilayah = di tingkat Dati I/Propinsi
Pimpinan Pusat = di tingkat Nasional

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Perguruan Tapak Suci pada saat ini adalah Mayjen. Purn Muchdi PR., sedangkan Ketua Umum Pimpinan Wilayah (Pimwil/PW) Jawa Timur adalah Drs. Ruba’i, adapun Ketua Umum Pimpinan Daerah (Pimda/PD) Surabaya adalah Ir. Sudarisman.DLL.

DOA LATIHAN

Doa pembukaan:
Asy’hadu allaailaahaillallah. Wa’asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Rodhitubillahi robba. Wabil Islamidiina. Wabi Muhammadin Nabiyya wa Rasuula. Rabbizidni ‘ilma. Warzuqni Fahma.


Doa penutupan:
Allhumma ariinal haqqo haqqo. Warzuqnattiba’aa. Wa’arinal batilla batilla. Warzuqnatinaba. Walhamdulillahirobbil ‘alamiin.

Tuesday, November 10, 2015

TUJUAN TAPAK SUCI

tujuan Tapak Suci adalah sebagai berikut:
  1. Mendidik serta membina ketangkasan dan ketrampilan pencak sitat sebagai seni beladiri Indonesia.
  2. Memelihara kemurnian pencak sitat sebagai seni beladiri Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral.
  3. Mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah.
  4. Metalui seni beladiri menggembirakan dan mengamalkan dakwah amar ma'ruf nahi munkar dalam usaha mempertinggi ketahanan Nasional.
  5. Pencapaian maksud dan tujuan Tapak Suci tersebut dilakukan dengan upaya-upaya berikut:
  6. Memperteguh iman, menggembirakan dan memperkuat ibadah serta mempertinggi akhlaq yang mulia sesuai dengan ajaran Islam.
  7. Menyelenggarakan pembinaan dan pendidikan untuk melahirkan Kader Muhammadiyah.
  8. Menyelenggarakan pembinaan seni Beladiri Indonesia.
  9. Mengadakan penggalian dan penelitian limu Seni Beladiri untuk meningkatkan dan mengembangkan kemajuan Seni Beladiri Indonesia.
  10. Aktif datam lebaga olahraga dan seni baik yang diadakan oleh Pemerintah maupun swasta yang tidak menyimpang dari maksud dan tujuan Tapak Suci.
  11. Menggembirakan penyelenggaraan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar sesuai dengan proporsi seni beladiri.
  12. Menyelenggarakan pertandingan dan tomba serta pertemuanuntuk memperluas pengalaman dan persaudaraan.
  13. Menyelenggarakan usaha lain yang dapat mewujudkan tercapainya maksud dan tujuan.
Sumber : http://www.muhammadiyah.or.id/content-86-det-tapak-suci.html

JENJANG TINGKATAN

Terdapat tiga kategori tingkatan:

1. SISWA
2. KADER
3. PENDEKAR

dan sabuk kuning 4, sabuk biru 4, sabuk hitam 5. yaitu :

  • Siswa dasar (Kuning Polos)
  • Siswa Satu (Kuning melati cokelat satu)
  • Siswa Dua (Kuning melati cokelat dua)
  • Siswa Tiga (Kuning melati cokelat tiga)
  • Siswa Empat (Kuning melati cokelat empat) 
  • Kader dasar (Biru Polos)
  • Kader Muda (Biru Melati Merah Satu)
  • Kader Madya (Biru Melati Merah Dua)
  • Kader Kepala (Biru Melati Merah Tiga)
  • Kader Utama (Biru Melati Merah Empat)
  • Pendekar Muda (Hitam Melati Merah Satu)
  • Pendekar Madya (Hitam Melati Merah Dua)
  • Pendekar Kepala (Hitam Melatih Merah Tiga)
  • Pendekar Utama (Hitam Melati Merah Empat)
  • Pendekar Besar (Hitam Melati Merah Lima)

SEJARAH TAPAK SUCI



Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari KH.Syuhada, yang kemudian diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki karakter yang berani dan tangguh sehingga disegani oleh kawan-kawannya. Ibrahim belajar pencak dan kelak menginjak usia remaja telah menunjukkan ketangkasan pencak silat. Setelah menjadi buronan Belanda, Ibrahim berkelana hingga sampai ke Betawi, dan selanjutnya ke Tanah suci. Sekembalinya dari Tanah Suci, menikah dengan puteri KH.Ali. Ibrahim kemudian mendirikan Pondok Pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim masih menjadi buronan Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi KH.Busyro Syuhada. Pondok Pesantren Binorong, berkembang pesat, di antara santri-santrinya antara lain : Achyat adik misan Ibrahim, M. Yasin adik kandung dan Sudirman, yang kelak menjadi Panglima Besar.
Tahun 1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, KH. Busyro bertemu pertama kali dengan dua kakak beradik ; A.Dimyati dan M.Wahib. Diawali dengan adu kaweruh antara M.Wahib dengan Achyat (kelak berganti nama menjadi H. Burhan), selanjutnya kedua kakak beradik ini mengangkat KH. Busyro sebagai Guru.
KH. Busyro Syuhada kemudian pindah dan menetap di Yogyakarta sehingga aliran Pencak Silat Banjaran, yang pada awalnya dikembangkan melalui Pondok Pesantren Binorong kemudian dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu Pendekar Besar KH. Busyro, A. Dimyati dan M.Wahib diizinkan untuk membuka perguruan dan menerima murid. Tahun 1925 dibukalah Perguruan Pencak Silat di Kauman, terkenal dengan nama Cikauman. Perguruan Cikauman, dipimpin langsung oleh Pendekar Besar M. Wahib dan Pendekar Besar A. Dimyati.
Tersebutlah M. Syamsuddin, murid Cikauman yang dinyatakan berhasil dan lulus, diizinkan untuk menerima murid dan mendirikan Perguruan Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan seorang Pendekar Muda M. Zahid yang mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad.
Pendekar Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang telah dinyatakan lulus dalam menjalani penggemblengan oleh Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati. Kemudian mendirikan Perguruan KASEGU. Kasegu, merupakan senjata khas yang berlafal Muhammad yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barrie Irsyad.
Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :
  1. Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan
  2. M.Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Amar Syuhada
  3. Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara 
Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.
Pada tahun 1921 di Yogyakarta, bertemulah K.H. Busyro Syuhada dengan kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan. Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan pengakuan yang tulus  mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang kemudian menetap di Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ketimur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh ( uji ilmu ). Pewaris ilmu banjaran, mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib sebagaimana K.H. Busyro Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Untuk itu sangat menonjol nama M. Wahib dari pada  A. Dimyati. Sedang A. Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari pada adiknya M. Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sama dengan A. Dimyati.
K. H. Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah R.M. Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.
Kauman, Seranoman dan Kasegu (Tiga Perguruan Pendiri Tapak Suci)
Pendekar Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A. Dimyati dan M. Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan “Kauman”, yang beraliranBanjaran.
Perguruan Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa untuk menerima murid.
M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat sebagai pembantu utama; dan dizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan perguruan ”Seranoman”.  Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat mendirikan perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid, Moh. Barie lrsjad.
Pendekar Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942. Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu beladirinya dengan pencak silat andalannya. Makino mengakui kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota Yogyakarta. Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi Pendekar. Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan “Kasegu”
Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya. Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.
Berdirinya Tapak Suci
Mohammad  Barie lrsyad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke wadah tunggal.
Pendekar Besar Mohammad  Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.
Pendekar Mohammad Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar Mohammad  Barie Irsjad bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan Perguruan.
Dasar-dasar perguruan Kauman yang dirancang oleh Mohammad  Barie lrsjad, Mohammad Rustam Djundab dan Mohammad Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh Mohammad  Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja’, lambang Regu Inti “Kosegu” diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna pakaian dibuat o!eh Mohammad Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
Maka pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci 

Sumber : https://pusatbeladiri.wordpress.com/2012/06/05/sejarah-pencak-silat-tapak-suci-putera-muhammadiyah/

SENJATA SEGU (KHAS TS)

Senjata khas Tapak Suci adalah Senjata Segu (Serba Guna), yang diciptakan oleh Pendekar M.Barie Irsjad, belafaz"Muhammad". Sebagai perguruan yang melestarikan seni budaya bangsa yang luhur, TAPAK SUCI merupakan perguruan pencak silat yang juga melestarikan seni beladiri bersenjata. Teknik permainan senjata ini dilestarikan dan dikembangangkan masing-masing oleh para anggota TAPAK SUCI di pusat maupun di daerah.

ARTI LAMBANG

TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH

  • Bentuk bulat : Bertekad Bulat
  • Berdasar biru : Keagungan
  • Bertepi hitam : Kekal dan abadi melambangkan sifat ALLAH SWT
  • Bungan Mawar : Keharuman
  • Warna Merah : Keberanian
  • Daun Kelopak hijau : Kesempurnaan
  • Bunga Melati Putih : Kesucian
  • Jumlah Sebelas : Rukun Islam dan rukun Iman
  • Tangan Kanan Putih : Keutamaan
  • Terbuka : Kejujuran
  • Berjari Rapat : Keeratan
  • Ibu jari tertekuk : Kerendahan Hati
  • Sinar Matahari Kuning : Putera Muhammadiyah

Keseluruhan lambang tersimpul dengan nama
"TAPAK SUCI",
yang mengandung arti:

Bertekad bulat mengagungkan asma ALLAH Subhanahuwata’ala, kekal dan abadi.
Dengan keberanian menyerbakkan keharuman dengan sempurna.
Dengan Kesucian menunaikan Rukun Islam dan Rukun Iman.
Mengutamakan keeratan dan kejujuran dengan rendah hati